Rabu, 08 Januari 2014

Etika dan Norma dalam Bidang Produksi dan Lingkungan

        Pengertian Produksi yaitu produksi yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukurannya. Misalnya beternak dan bercocok tanam.

           Produksi diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih bermanfaat. Misalnya pertukangan dan kerajinan.
 Tujuan Produksi antara lain:
a. Memperbanyak jumlah barang dan jasa.
b. Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi.
c. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban.
d. Mengganti barang-barang yang rusak atau habis.
e. Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga.
f. Memenuhi pasar internasional.
g. Meningkatkan kemakmuran.
      Proses Produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukanmelalui tahapan-tahapan tertentu untukmenghasilkan atau menambah manfaatbarang atau jasa.
             Etika Produksi Etika bisnis merupakan cara untuk melakukankegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspekyang berkaitan dengan individu, perusahaan danjuga masyarakat.
             Dalam etika bisnis yang perlu kita perhatikan adalah:
1. Nilai Nilai merupakan aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan dalam berusaha.
2. Hak dan Kewajiban Pengusaha yang mengerti etika akan meminta haknya sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari hasil usaha, namun ia juga memahami kewajibannya. Misalnya menggaji karyawan, membayar pajak dan sebagainya.
contoh kasus :
          Nata de coco alias sari kelapa banyak diminati sebagai minuman segar, terutama di bulan puasa. Karena tinggi serat dan rendah lemak, sari kelapa baik untuk pencernaan. Namun, sebaiknya waspada karena ada sari kelapa dicampur dengan boraks dan pemutih.
          Boraks atau pijer digunakan sebagai pengawet nata de coco agar dapat bertahan hingga 2-3 bulan. Pasalnya, sari kelapa tanpa bahan pengawet menjadi basi dalam waktu seminggu saja. Konsumsi boraks dapat menyebabkan gangguan syaraf hingga kanker ginjal. Selain boraks, produsen juga sering menggunakan formalin.
         Tak cuma pengawet non pangan yang digunakan dalam pembuatan sari kelapa. Tanpa pewarna, sari kelapa berwarna kuning kecokelatan. Agar terlihat menarik, produsen menggunakan hidrogen peroksida (H2O2) sehingga warnanya putih seperti daging kelapa. Jika stok sari kelapa tidak habis dan mulai berwarna kecokelatan, produsen memberi pemutih lagi.
         Hidrogen peroksida adalah cairan bening yang agak lebih kental daripada air. Cairan ini digunakan sebagai pemutih, disinfektan, dan bahan bakar roket. Penggunaannya dalam kosmetik dan makanan tidak dibenarkan karena merupakan oksidator kuat serta bersifat korosif (mengikis). Zat ini dapat menggerogoti sistem kerja pencernaan.
         Gejala seperti pusing, muntah, dan diare dapat terlihat jika mengonsumsi sari kelapa yang mengandung boraks dan hidrogen peroksida. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, sari kelapa berbahaya ini dapat bersifat karsinogenik (memicu kanker) dan mutagenik (merusak DNA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar